dianhusada longor

dianhusada longor

Kamis, 24 Mei 2012

Anti payah jantung

Payah Jantung

TERSENGAL : BERJALAN 10 METER SERASA 10 KILOMETER
Kadang kita menyaksikan seseorang (terutama usia lanjut) berjalan tertatih-tatih lantas berhenti untuk mengatur napas sembari tersengal-sengal. Berjalan lagi lantas berhenti lagi … ngos-ngosan. Pada tahap awal, rasa lelah dan sesak dirasakan saat berjalan mendaki atau naik tangga. Melangkah beberapa anak tangga serasa beraaat banget, … duh…kayak mau ndeprok deh … Kenapa ya? Payah Jantung !!! Lho, emangnya capek berdenyut ? :P

Wuih, apa pula ini? Cem-macem aja, ada Payah Jantung lah, Penyakit Jantung Koroner lah, Penyakit Katup Jantung lah … dll … dll.
APA SIH PAYAH JANTUNG ITU ?
Secara sederhana,  Payah Jantung adalah suatu keadaan dimana jantung sudah tidak mampu lagi memberikan darah kaya oksigen ke organ-organ tubuh yang membutuhkan.
APA SAJA GEJALANYA ?
Pada fase awal, penderita akan merasakan mudah lelah dan sesak napas (tersengal-sengal) pada waktu melakukan aktifitas fisik yang berat. Kadangkala penderita terbangun tengah malam karena sesak napas. Selain gejala diatas pada umumnya penderita juga mengalami pembengkakan kaki yang akan berkurang bila kaki diletakkan pada posisi yang lebih tinggi. (selonjor, pen*)
FAKTOR FAKTOR PENYEBAB
Payah jantung bisa disebabkan oleh :
  • Darah tinggi yang tidak terkendali
  • Penyakit jantung koroner
  • Penyakit jantung katup
  • Kencing manis
  • Penyakit otot jantung
  • Infeksi virus
  • Dll.
PENCEGAHAN
Agar tidak terjadi Payah jantung maka kita dapat mencegah dengan mengobati penyebabnya (penyakit primer).
BAGAIMANA CARA MENGETAHUINYA ?
Diagnosis Payah Jantung bisa ditegakkan dengan :
  • Pemeriksaan fisik oleh dokter (dokter umum atau dokter ahli jantung)
  • Foto Rontgen dada (nampak pembesaran jantung)
  • EKG (Elektro Kardiografi)
  • Echocardiografi
  • Treadmill test
  • Cardiac MSCT
  • Angiografi (foto pembuluh darah menggunakan kontras)
BAGAIMANA CARA MENYEMBUHKANNYA ?
Oleh para dokter ahli Penyakit Jantung akan di berikan obat-obatan yang di tujukan pada pengobatan penyebabnya dan pengobatan untuk mengatasi keluhan-keluhan akibat payah jantung. Pada umumnya pengobatan harus dilakukan secara terus-menerus dan teratur. Seumur hidup !!! (supaya gak terlalu jadi beban pikiran, anggap aja sarapan) :D … *beban duit, cak!!!* :P
:: :: :: Sumber: Brosur dari RS Husada Utama, Surabaya (dengan sedikit modifikasi). Untuk umum :: :: ::
:: :: :: Terimakasih kpd: dr. H. Stefanus L dan mbak-mbak Marketing :: :: ::
CATATAN : (TITIPAN)
Kegagalan kesinambungan pengobatan, terutama penderita gak mampu di ndeso ™ pada umumnya disebabkan oleh biaya yang mahal. Coba kita telusuri, berapa banyak duit harus keluar untuk nebus obat selama sebulan di apotik ? Bervariasa, gak tentu … ya iyalah, tapi yang jelas ratusan ribu! … ahhhhh, mana tahan …
Mungkin benar bahwa pada tahap awal diperlukan biaya relatif besar (tidak selalu), tapi untuk pengobatan pemeliharaan (jika tidak ada komplikasi atau penyakit lain), para penderita Payah jantung dapat dibantu untuk memperoleh obat dengan biaya murah (atau bahkan gratis di Puskesmas) agar kesinambungan pengobatan tetap terjaga. * sehingga penderita bisa lari-lari dan main layangan ama cucunya … bletak … guyon :lol: *
Caranya gampang (kalo mau).
Untuk dokter praktek *dispensing, jauh dari apotik*, pengobatan lanjutan (pemeliharaan) dapat dilakukan dengan memberi kemudahan kepada penderita (atau keluarganya) untuk nebus obat ke praktek dokter (terutama dokter dispensing di ndeso ™ atau dokter dispensing yang praktek dimanapaun) tanpa harus datang ke praktek hanya untuk melanjutkan pengobatan yang umumnya obatnya hanya itu-itu saja, kecuali jika ada keluhan lain atau penderita kangen ama dokternya … ehm. ;) (melase rek, yang kangen mbah-mbah, coba lainnya ..tuing, huek)
Dengan cara ini, biaya dapat ditekan semurah-murahnya. Yuk kita hitung. Katakanlah obat utamanya Digoksin 1×1 *obat untuk membantu memperkuat kontraksi jantung* (harganya gak sampai 200 rupiah per tablet *dibulatkan 200-300 perak, ssst* untuk yang generik, sedangkan yang gak generik kisaran 250-750 rupiah per tablet). Kalaupun ditambah diuretik (obat untuk mengurangi “beban” jantung, efek sampingnya lebih banyak kencing), maka anggaran sebulan sekitar 20-30 ribu rupiah, atau mungkin mencapai 40-50 ribu rupiah. *Sekali lagi, hanya contoh*
Untuk di Puskesmas, pengobatan lanjutan penderita payah jantung dapat diberikan obat sebulan. Kalo perlu gratis. Jadi gak perlu bolak-balik ke Puskesmas misalnya seminggu sekali, iya kalo ada yang nganter, lha kalo enggak gimana hayo… telat kan? … Trus ketika mereka datang terlambat sekian hari dengan napas tersengal, mengkis-mengkis, lantas diomeli petugas puskesmas, cape deh. *tapi gak ada petugas puskesmas yang gitu koq, … semuanya ramah dan sabaaarrrr banget, sumprit* :P
Cerita nyata: Pakde War, salah seorang penderita Payah Jantung, tinggal di desa Simpang Pasir. Ketika ditanya mengapa tidak ambil obat di Puskesmas, beliau berkata:” … saya diberi obat jantung hanya untuk seminggu, gak bayar, gratis, tapi ojeknya 15 ribu, bolak-balik seminggu sekali, lha sebulan berapa, Mas ? … hahaha, pinter dan kritis juga beliau …
Catatan kecil ini menurut saya adalah sebuah contoh salah satu bentuk manifestasi (aplikasi) pelayanan kesehatan komunitas. Sederhana, gampang, gak perlu banyak teori njlimet dan gak perlu workshop-workshop-an, hanya perlu niat, bismillah, jalani aja … mudah bukan ?
Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar