Yang terjadi sebenarnya adalah penyempitan pembuluh darah di jantung.
Gejalanya memang menyerupai masuk angin. Dalam istilah medis, gejala
ini disebut dengan angina pectoris. Jadi, angina pectoris bukanlah suatu
penyakit, melainkan gejala dari penyempitan pembuluh darah di jantung.
Mekanisme kerja angina pectoris ini bisa diibaratkan seperti sawah
yang ditanami padi. Jika sistem pengairan di sawah tersebut disumbat,
maka sawah akan mengering dan padi yang ditanam akan mati. Sama seperti
jantung, jika pembuluh darahnya tersumbat maka jantung akan mati.
PENCEGAHAN
1. Kurangi hal- hal yang dapat menjadi faktor resiko
2. Makan makanan yang bergizi seperti, makan sayur- sayuran, biji-bijian.
3. Menghindari produk- produk makanan yang berserat tinggi.
4. Berhenti merokok.
5. Berdiet jika mengalami obesitas atau kelebihan berat badan.
6. Sering- sering menggerakkan badan atau berolahraga.
Penggunaan Obat Golongan Nitrat pada Angina Pektoris
Angina pektoris adalah
deskripsi dari sekumpulan gejala khas yang berkaitan dengan iskemia
miokard dan biasanya diakibatkan oleh penyempitan ateromatosa arteri
koroner. Gejala ini termasuk rasa terikat pada dada, biasanya
retrosternal dan sering menjalar ke lengan, dispresipitasi oleh
aktivitas, dan membaik dengan istirahat serta pemberian nitrat. Angina
pektoris terjadi dimulai dari arteri koroner yang mengalirkan darah ke
jantung. Dengan meningkatnya usia, plak ateromatosa secara progresif
mempersempit arteri, dan obstruksi pada aliran darah pada suatu saat
bisa menjadi sangat parah. Pada saat aktivitas meningkatkan konsumsi
oksigen jantung, darah yang melalui arteri tidak cukup untuk memberi
darah pada jantung. Otot yang mengalami iskemia kemudian memberikan
gejala khas angina pektoris, kemungkinan karena produk-produk sisa yang
dilepaskan selama kontraksi otot tertumpuk dalam jaringan yang
perfusinya buruk.
Secara klinis dikenal tiga jenis angina pektoris, yaitu angina klasik (angina stabil kronik, effort-induced angina)
terjadi karena adanya sumbatan anatomik berupa aterosklerosis koroner
sehingga aliran koroner tidak dapat memenuhi kebutuhan jantung yang
meningkat (paling umum ditemui setelah kerja fisik, emosi atau makan);
angina varian (angina Prinzmetal) terjadi karena vasospasme koroner
(sumbatan fungsional) dan timbul sewaktu istirahat, yang mengakibatkan
berkurangnya suplai oksigen pada jaringan jantung; angina tidak stabil
ditandai dengan meningkatnya frekuensi dan lama serangan angina (crescendo),
diinduksi oleh adanya stimulus ringan dan terjadi baik sewaktu
istirahat maupun kerja fisik. Angina tidak stabil meliputi: kelompok
penderita yang baru (dalam 6 minggu) mengalami serangan angina yang
berat dan sering; yang mengalami angina sewaktu istirahat; angina stabil
yang bertambah berat, lebih sering dan lebih lama; dan angina yang
mengalami infark jantung akut atau infark yang semakin memburuk
Sasaran terapi untuk
angina pektoris meliputi relaksasi otot polos jantung, dilatasi pembuluh
vena besar, dan melebarkan pembuluh darah koroner. Pemberian terapi
antiangina bertujuan untuk mengatasi atau mencegah serangan akut angina
pektoris, pencegahan jangka panjang serangan angina. Tujuan ini dapat
tercapai dengan mengembalikan imbangan dan mencegah terjadinya
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen miokard, dengan
cara meningkatkan suplai oksigen (meningkatkan aliran darah koroner) ke
bagian miokard yang iskemik dan/atau mengurangi kebutuhan oksigen
jantung (mengurangi kerja jantung).
Strategi terapi yang dapat
digunakan untuk mengatasi angina pektoris meliputi terapi non
farmakologis dan terapi farmakologis. Terapi non farmakologis dapat
dilakukan dengan mengontrol emosi, mengurangi kerja yang berat dimana
membutuhkan banyak oksigen dalam aktivitasnya, mengurangi konsumsi
makanan berlemak, dan istirahat yang cukup. Terapi farmakologis untuk
angina pektoris meliputi penggunaan obat golongan nitrat, obat golongan
antagonis adrenoreseptor β dan antagonis kalsium.
Obat golongan nitrat
merupakan lini (pilihan) pertama dalam pengobatan angina pektoris.
Mekanisme kerja obat golongan nitrat dimulai ketika metabolisme obat
pertama kali melepaskan ion nitit (NO2-), suatu proses yang membutuhkan tiol jaringan. Di dalam sel, NO2-
diubah menjadi nitrat oksida (NO), yang kemudian mengaktivasi guanilat
siklase, yang menyebabkan peningkatan konsentrasi guanosin monofosfat
siklik (cGMP) intraseluler pada sel otot polos vaskular. Bagaimana cGMP
menyebabkan relaksasi, belum diketahui secara jelas, tetapi hal tersebut
akhirnya menyebabkan defosforisasi miosin rantai pendek (MCL),
kemungkinan dengan menurunkan konsentrasi ion Ca2+ bebas
dalam sitosol. Hal tersebut akan menimbulkan relaksasi otot polos,
termasuk arteri dan vena. Nitrat organik menurunkan kerja jantung
melalui efek dilatasi pembuluh darah sistemik. Venodilatasi menyebabkan
penurunan aliran darah balik ke jantung, sehingga tekanan akhir
diastolik ventrikel (beban hulu) dan volume ventrikel menurun. Beban
hulu yang menurun juga memperbaiki perfusi sub endokard. Vasodilatasi
menyebabkan penurunan resistensi perifer sehingga tegangan dinding
ventrikel sewaktu sistole (beban hilir) berkurang. Akibatnya, kerja
jantung dan konsumsi oksigen menjadi berkurang. Ini merupakan mekanisme
antiangina yang utama dari nitrat organik.
Dilihat dari
farmakokinetiknya, nitrat organik mengalami denitrasi oleh enzim
glutation-nitrat organik reduktase dalam hati. Golongan nitrat lebih
mudah larut dalam lemak, sedangkan metabolitnya bersifat lebih larut
dalam air sehingga efek vasodilatasi dari metabolitnya lebih lemah atau
hilang. Eritritil tetranitrat (berat molekul tinggi, bentuk padat)
mengalami degradasi tiga kali lebih cepat daripada nitrogliserin (berat
molekul rendah, bentuk seperti minyak). Sedangkan isosorbid dinitrat dan
pentaeritritol tetranitrat (berat molekul tinggi, bentuk padat)
mengalami denitrasi 1/6 dan 1/10 kali dari nitrogliserin. Kadar puncak
nitrogliserin terjadi dalam 4 menit setelah pemberian sublingual dengan
waktu paruh 1-3 menit. Metabolitnya berefek sepuluh kali lebih lemah,
tetapi waktu paruhnya lebih panjang, yaitu kira-kira 40 menit. Isosorbid
dinitrat paling banyak digunakan, tetapi cepat dimetabolisme oleh hati.
Penggunaan isosorbid mononitrat yang merupakan metabolit aktif utama
dari dinitrat bertujuan untuk mencegah variasi absorpsi dan metabolisme
lintas pertama dari dinitrat yang dapat diperkirakan.
Dalam mengatasi serangan
angina, maka yang terpenting adalah memilih nitrat organik dengan mula
kerja obat yang cepat. Sebaliknya, untuk pencegahan timbulnya angina,
maka yang terpenting adalah lama kerja obat. Mula kerja (onset) dan lama
kerja (durasi) obat tergantung dari cara pemberian dan formulasi
farmasi. Pemberian nitrat organik sublingual efektif untuk mengobati
serangan angina akut. Dengan cara ini absorpsi berlangsung cepat dan
obat terhindar dari metabolisme lintas pertama di hati, sehingga
bioavailabilitasnya sangat meningkat (isosorbid dinitrat 30% dan
nitrogliserin 38%). Mula kerja obat tampak dalam 1-2 menit, tetapi
efeknya dengan cepat akan menurun sehingga setelah 1 jam hilang sama
sekali. Nitrat organik dapat diberikan secara oral (p.o) untuk tujuan
pencegahan timbulnya serangan angina. Dalam hal ini, obat tersebut harus
diberikan dalam dosis cukup besar agar kemampuan metabolisme hati untuk
obat ini menjadi jenuh. Mula kerja nitrat organik oral adalah lambat,
puncaknya tercapai dalam 60-90 menit dan lama kerja berkisar 3-6 jam.
Nitrat organik dapat juga diberikan intravena (i.v) agar kadar obat
dalam sirkulasi sistemik yang tinggi cepat tercapai. Nitrogliserin i.v
bermanfaat untuk pengobatan vasospasme koroner dan angina pektoris tidak
stabil dan mungkin merupakan cara terbaik untuk mengobati segera angina
akut. Pemberian nitrogliserin dalam bentuk salep atau disk dimaksudkan
untuk tujuan profilaksis karena obat diabsorpsi secara perlahan lewat
kulit. Efek terapi tampak dalam 60 menit dan berakhir dalam 4-8 jam.
Pada sediaan disk, nitrogliserin terdapat sebagai depot dengan reservoir
suatu polimer pada plester. Mula kerja lambat dan puncak efek tercapai
setelah 1-2 jam.
Secara umum efek samping
yang timbul akibat penggunaan obat golongan nitrat untuk antiangina,
antara lain: dilatasi arteri akibat nitrat menyebabkan sakit kepala
(30-60% dari pasien yang menerima terapi nitrat), sehingga seringkali
dosisnya dibatasi. Efek samping yang lebih serius adalah hipotensi dan
pingsan. Refleks takikardia seringkali terjadi. Dosis tinggi yang
diberikan jangka panjang bisa menyebabkan methemoglobinemia sebagai
akibat oksidasi hemoglobin. Sesekali juga dapat menyebabkan rash.
Penggunaan nitrat yang berkelanjutan dapat menyebabkan terjadinya
toleransi, bukan saja pada efek samping, tapi juga pada efek antiangina
dari nitrat kerja lama. Ketergantungan pada nitrat terjadi pada
pemberian nitrat kerja lama (oral maupun topikal). Penghentian terapi
kronik harus dilakukan secara bertahap untuk menghindari timbulnya
fenomena rebound berupa vasospasme yang berlebihan dengan
akibat memburuknya angina sampai terjadinya infark miokard dan kematian
mendadak. Udem perifer juga kadang-kadang terjadi pada pemberian nitrat
kerja lama (oral maupun topikal). Nitrat yang diberikan secara oral
dapat menimbulkan terjadinya dermatitis kontak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar